Desain Berorientasi Manufaktur: Merancang Mobil Agar Mudah Diproduksi
Di balik setiap mobil yang canggih dan estetis, terdapat sebuah filosofi rekayasa yang krusial: Desain Berorientasi Manufaktur (Design for Manufacturability/DFM). Ini adalah pendekatan di mana tim desain dan rekayasa berkolaborasi sejak awal untuk memastikan bahwa sebuah mobil tidak hanya terlihat bagus dan berfungsi optimal, tetapi juga dapat diproduksi secara efisien, dengan biaya rendah, dan dengan kualitas tinggi. Desain Berorientasi Manufaktur adalah kunci untuk membawa konsep inovatif dari papan gambar ke jalur produksi massal yang sukses.
Tujuan utama dari Desain Berorientasi Manufaktur adalah menyederhanakan proses produksi. Ini berarti mengurangi jumlah komponen, meminimalkan langkah-langkah perakitan, dan menggunakan material serta proses yang sudah terbukti andal dan efisien. Misalnya, daripada merancang komponen yang kompleks dengan banyak bagian kecil yang harus dirakit satu per satu, tim DFM akan mencari cara untuk mengintegrasikan beberapa fungsi ke dalam satu komponen tunggal yang lebih mudah diproduksi. Ini tidak hanya menghemat waktu dan biaya perakitan, tetapi juga mengurangi risiko cacat produk. Pada sebuah simposium rekayasa otomotif di Kuala Lumpur pada 19 Juni 2025, seorang insinyur senior dari produsen mobil terkemuka menyoroti bagaimana Desain Berorientasi Manufaktur telah membantu mereka memangkas waktu produksi model SUV terbaru hingga 15%.
Menerapkan prinsip Desain Berorientasi Manufaktur juga melibatkan pertimbangan jenis teknologi dan peralatan yang tersedia di pabrik. Apakah pabrik memiliki robot yang bisa menangani perakitan bagian tertentu? Apakah material yang dipilih mudah dibentuk atau dilas dengan mesin yang ada? Memastikan bahwa desain selaras dengan kemampuan manufaktur yang ada dapat menghindari investasi besar pada peralatan baru yang tidak perlu atau penundaan produksi yang mahal. Ini adalah kolaborasi yang erat antara desainer, insinyur produksi, dan pemasok material.
Manfaat lain dari pendekatan ini adalah peningkatan kualitas produk. Desain yang sederhana dan mudah diproduksi cenderung memiliki lebih sedikit titik kegagalan. Dengan mengurangi kompleksitas, risiko kesalahan perakitan berkurang drastis, sehingga menghasilkan kendaraan yang lebih konsisten dalam kualitas dan lebih andal di jalan. Bahkan, pada awal tahun 2025, sebuah survei kepuasan pelanggan di kawasan Asia Tenggara menunjukkan bahwa merek mobil yang secara ketat menerapkan DFM dalam proses desain mereka, mencatat tingkat keluhan pelanggan yang lebih rendah terkait cacat produksi.
Singkatnya, Desain Berorientasi Manufaktur adalah filosofi cerdas yang mengintegrasikan aspek produksi sejak tahap awal pengembangan produk. Dengan merancang mobil yang tidak hanya inovatif tetapi juga mudah diproduksi, industri otomotif dapat terus menghadirkan kendaraan berkualitas tinggi ke pasar dengan efisien, memastikan keberlanjutan dan profitabilitas jangka panjang.